Jumat, 26 Juli 2024

Setiap Tiga Bukan Sekali, Koperasi Silva Akan Tanam Pohon Mangrove




Kabarpesisirnews.com     KPN

SELATPANJANG RIAU,   -

Koperasi Silva Selatpanjang melaksanakan penanaman ribuan bibit bakau sempena hari mangrove sedunia bertempat di pinggir pantai Desa Mekong, Kecamatan Tebingtinggi Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau pada Kamis (25/7/2024) pagi.



Pelaksana tugas (Plt) Bupati Kepulauan Meranti, AKBP (Purn) H. Asmar yang ikut melakukan penanaman secara simbolis menyampaikan atas nama Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti pihaknya sangat mengapresiasi pihak-pihak terkait yang mengadakan kegiatan penanaman bibit mangrove ini. 



"Melalui kegiatan penanaman mangrove ini, akan dapat memberikan banyak manfaat di masa mendatang, baik dari segi konservasi lingkungan hidup, pengembangan ekowisata, dan juga upaya pelestarian ekosistem mangrove serta merehabilitasi kembali lahan pesisir," ujarnya.



Diungkapkan Asmar, salah satu kekayaan alam yang terdapat di Kabupaten Kepulauan Meranti adalah ekosistem mangrove, disamping komoditas lain seperti minyak bumi, kayu alam, sagu, kelapa, pinang, kopi dan karet serta udang. Kawasan mangrove di Kabupaten Kepulauan Meranti pada tahun 2021 tercatat seluas 30.11824 hektar.



"Pemanfaatan jenis mangrove khususnya kayu bakau, nyirih dan lain-lain pada umumnya dipergunakan masyarakat untuk berbagai keperluan mulai dari cerocok pondasi bangunan, kayu bakar, hingga bahan baku arang kayu yang diolah di panglong arang tradisional," ungkapnya.



Khusus di Kabupaten Kepulauan Meranti, lanjut Asmar pemanfaatan mangrove melibatkan berbagai dimensi dan fungsi yang kompleks. Dari historis, diketahui bahwa pemanfaatan mangrove telah dilaksanakan sejak tahun 1920-an jauh sebelum terbentuknya NKRI. Dari sisi sosial, hutan mangrove juga dapat melestarikan adanya keterkaitan hubungan sosial dengan masyarakat setempat dalam bentuk kearifan lokal kehidupan masyarakat pesisir. 



"Kemudian dari dimensi budaya, masyarakat dibeberapa tempat melakukan ritual 'bele kampong'. Dari dimensi ekonomi, mangrove sebagai lahan untuk produksi pangan dan penghasil kayu dan dari dimensi ekologi, hutan mangrove secara ekologis diantaranya sebagai tempat mencari makan (feeding ground), tempat memijah (spawning ground), dan tempat berkembang biak (nursery ground) berbagai jenis ikan, udang, kerang dan biota laut lainnya, tempat bersarang berbagai jenis satwa liar terutama burung dan reptil," jelasnya.



Disampaikan Asmar pula bahwa bersempena Hari Mangrove Sedunia Tahun 2024 yang di taja oleh Koperasi Silva yang diperingati pada tanggal 26 Juli setiap tahunnya merupakan pengingat akan peran penting mangrove dalam melestarikan ekosistem. 



"Sejak tahun 2015, berbagai pihak, organisasi non-pemerintah, dan pemangku kepentingan yang berkepentingan merayakan hari ini dengan melakukan kegiatan untuk meningkatkan dan menyebarkan kesadaran akan perlunya kerja sama para pihak untuk melestarikan ekosistem mangrove dan mempromosikan solusi inovatif untuk keberlanjutan pengelolaan, konservasi, dan pemanfaatannya," ungkapnya lagi 



Orang nomor satu di jajaran Pemkab Meranti itu juga berpesan pada warga Desa Mekong khususnya agar tanaman mangrove ini dijaga, biar tumbuh kuat, lebat dan manfaat. 



"Kedepan saya juga berharap Kegiatan positif ini dapat menjadi teladan bagi BUMN, CSR dari berbagai perusahaan untuk bergerak bersama melakukan penanaman mangrove ataupun hal positif lainnya untuk menjaga lingkungan kita selalu lestari," harapnya.



Sementara itu, Kepala UPT KPH Tebing Tinggi, Apidian Suherdiata, SP menyebutkan bahwa keberadaan mangrove di Kabupaten Kepulauan Meranti sekitar 30 ribu hektar sesuai dengan data Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDAS LH) tahun 2022 seluar 29 ribu termasuk mangrove yang lebat.



"Sehingga keberadaan mangrove di Kepulauan Meranti masih sangat baik, namun demikian masih ada kekurangan juga cuma sedikit dan dari kekurangan itu ada mangrove mengalami rusak. Untuk itu dengan adanya kegiatan reboisasi dan rehabilitasi mangrove ini tentunya sangat kita apresiasi," ucapnya.



Apidian Suherdiata mengungkapkan kegiatan rehabilitasi ini mendapat dukungan dan partisipasi dari pemerintah daerah, masyarakat maupun dari lembaga swadaya masyarakat sehingga bisa berjalan dengan baik.



"Kita menyampaikan terima kasih khususnya kepada Koperasi Silva dan seluruh masyarakat Desa Mekong yang telah bersama-sama telah ikut membangun dan merawat lingkungan," tukasnya.



Dikesempatan yang sama, Ketua Koperasi Silva Selatpanjang, Heria alias Aheng menyebutkan bahwa kegiatan ini dilaksanakan dengan melibatkan masyarakat sekitar, baik desa, pemuda, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan stakeholder terkait. 



"Gerakan penanaman bibit mangrove akan terus kita lakukan secara berkelanjutan. Hal ini bertujuan untuk menggugah komitmen bersama dalam menjaga apa yang telah diinisiasi hari ini agar dapat berjalan berkelanjutan. Kegiatan akan berlanjut per tiga bulan sekali," pungkasnya."****



LAPORAN          :     RED

EDITOR               :     R.ARIFIN

Load comments